Zea's Eyes

SEE THE WORLD FROM MY EYES

Kisahku bukanlah kisah terindah yang ada di bumi ini
Tapi kisahku mengajarkan aku dengan caranya sendiri
tentang arti hidup
Yang tidak seorangpun mampu mengerti dengan cara ini
Kecuali aku sendiri

Rabu, 31 Desember 2008

Mengukur Kedudukan Dunia di Hati

Saat matahari mengintip di ufuk timur

Mata-mata yang terpejam mulai terbuka

Berjuta rencana melintas di kepala

Adakah satu diantaranya rencana untuk mengingat Allah


Saat kaki-kaki melangkah

Diantara debu-debu jalanan

Berbagai aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidup

Adakah satu diantaranya untuk kebutuhan di kubur


Saat kesungguhan berkerja keras

Dengan letih, jerih payah dan pengorbanan

Menggapai cita yang digantungkan setinggi langit

Adakah satu diantaranya cita untuk mendapat cinta Allah


Saat gaya hidup menjadi kesenangan

Tanpa mempertanyakan kemana muaranya

Dan merasa nyaman dengan berbagai hujjah

Adakah satu diantaranya sunnah Nabi yang mulia


Saat air mata kesedihan

Menghadapi kesulitan dan keharuan

Ujian demi ujian silih berganti tak pernah berhenti

Adakah satu diantaranya airmata taubat


Bahkan saat tangan-tangan menengadah

Melantunkan do’a-do’a dengan khusyu

Hajad-hajad dunia begitu banyak dimohonkan

Adakah diataranya memohon keselamatan

Di hari lembar demi lembar amal dibentangkan


Sedemikiankah besarnya kedudukan dunia didalam hati?...

Layakkah aku?

Dengan segala kekurangan ragaku

Dengan segala kelemahan akalku

Dengan segala kedangkalan pemahamanku

Dengan segala kerapuhan pribadiku

Dengan segala kekauanku

Dan segala segalanya aku

Layakkah aku menjadi salah satu dari hambaMu

Yang Engkau taqdirkan sebagai hamba yang bersyukur

Layakkah aku atas angan-angan itu

Sabtu, 13 Desember 2008

Posting di hari Minggu untuk materi hari Selasa

Alhamdulillah...

Kali ini ada kesempatan untuk online dihari Minggu, jd Posting untuk hari Selasa besok ana Publish hari ini... ;) alhamdulilah...

Well... hari-hari luang memang nikmat hehehe... ana jadi lebih banyak makan dan tidur. Lebih santai dan bisa ta'lim. Ternyata berhenti kerja g se horor yang dibayangkan dan yang dikatakan orang ko. Memang sih untuk urusan pengeluaran jadi lebih terbatas, karena pemasukannya bukan dari rutinitas pekerjaan. Seakan-akan g jelas riziknya dari mana... tp itu kan cuma anggapan orang-orang kebanyakan aja, padahal kan Allah ud janji, Allah yang jamin rizki setiap makhlukya... bahkan untuk seekor ular buta di dalam lubangnya pun Allah datangkan riziki untuknya... Walaupn selalu ada yang bilang, tp rizki kan g turun dari langit, harus di cari, kita harus keluar untuk bekerja & menjemput rizki.

Alhamdulillah... ana menjawab tp hanya dalam hati, yang di perintahkan untuk keluar mencari rizki itu kan rajal, karena dia punya tanggung jawab terhadap saudara perempuannya, istri & anak2nya, ibunya dan semua yang berada dibawah kepemimpinannya... kalo harim g disuruh susah2 untuk cari rizki, harim tu yang ngatur keuangan dan rumah tangga supaya sang imam bisa tenang dalam mencari rizki. Alhamdulillah... enak kan jadi harim ;)... untuk masuk surga g perlu banyak2 syarat, cuma ada 4 kan. 1. Sholat 5 waktu, 2. Puasa Rhamadhan, 3. Manjaga kehormatan, 4. Taat ma suami/ortu kalo lom nikah. Nah jadi bukan harim yang disuruh menjemput rizki, tapi rejal2 yang bertanggung jawab atas si harim. Alhamdulillah... ana masih punya aba, punya saudara laki-laki... dan rizki tu juga bisa dateng dari arah yang g diduga-duga. Jd bukan ana malas tidak mau menjemput rizki kan...

Nah jadi para rejal niy jangan pada ngeluh kalo harim-harim yang berada di bawah tanggungannya g berpengjasilan dan minta bagian dari rizki yang didapat dr pekerjaannya, inget itu ud tanggung jawab nt. Dan sebagai harim g perlu minta berlebihan, secukupnya aja dan jangan memberatkan sang imam. Indah banget kan Islam itu mengangkat kedudukan perempuan... Alhamdulillah...

Selasa, 09 Desember 2008

Kata Sebuah Buku Berjudul Di Puncak Cinta sesuai Sunnah...

Kata Sebuah Buku Berjudul Di Puncak Cinta sesuai Sunnah...

Cinta sejati adalah cinta yang dijalin oleh suami-istri. Cinta yang apa adanya, tanpa dibuat-buat. Cinta yang transparan sebening kaca. Adapun jalinan cinta sebelum ikatan nikah maka ia adalah cinta yang penuh kamuflase, basa-basi dan polesan lipstik. Percayalah!

^_^


Menikah adalah bukti cinta yang sebenarnya, sedang pacaran adalah bukti sebuah kepalsuan & kebohongan dan dekat dengan laknat Allah SWT. Untuk semua saudara-saudariku... menikahlah dalam ridha Allah dan Rasulullah SAW. Segerakanlah menikah, jangan takut miskin karena rizki datangnya dari Allah dan setiap insan memiliki rizkinya masing2, apakah janji Allah tidak cukup untuk meyakinkan kita...

(dari sebuah artikel http://akomhome.blogspot.com/2007/11/janji-allah-untuk-muslim-yang-akan.html)


Inilah kabar gembira berupa janji Allah bagi orang yang akan menikah. Bergembiralah wahai saudaraku...


1. "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula),dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)". (An Nuur : 26)

Bila ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka perbaikilah diri. Hiduplah sesuai ajaran Islam dan Sunnah Nabi-Nya. Jadilah laki-laki yang sholeh, jadilah wanita yang sholehah. Semoga Allah memberikan hanya yang baik buat kita. Amin.


2. "Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui". (An Nuur: 32)

Sebagian para pemuda ada yang merasa bingung dan bimbang ketika akan menikah. Salah satu sebabnya adalah karena belum punya pekerjaan. Dan anehnya ketika para pemuda telah mempunyai pekerjaan pun tetap ada perasaan bimbang juga. Sebagian mereka tetap ragu dengan besaran rupiah yang mereka dapatkan dari gajinya. Dalam pikiran mereka terbesit, "apa cukup untuk berkeluarga dengan gaji sekian?".

Ayat tersebut merupakan jawaban buat mereka yang ragu untuk melangkah ke jenjang pernikahan karena alasan ekonomi. Yang perlu ditekankan kepada para pemuda dalam masalah ini adalah kesanggupan untuk memberi nafkah, dan terus bekerja mencari nafkah memenuhi kebutuhan keluarga. Bukan besaran rupiah yang sekarang mereka dapatkan. Nantinya Allah akan menolong mereka yang menikah. Allah Maha Adil, bila tanggung jawab para pemuda bertambah - dengan kewajiban menafkahi istri-istri dan anak-anaknya - maka Allah akan memberikan rejeki yang lebih. Tidakkah kita lihat kenyataan di masyarakat, banyak mereka yang semula miskin tidak punya apa-apa ketika menikah, kemudian Allah memberinya rejeki yang berlimpah dan mencukupkan kebutuhannya?


3. "Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya". (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160)

Bagi siapa saja yang menikah dengan niat menjaga kesucian dirinya, maka berhak mendapatkan pertolongan dari Allah berdasarkan penegasan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ini. Dan pertolongan Allah itu pasti datang.


4. "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". (Ar Ruum : 21)


5. "Dan Tuhanmu berfirman : ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina' ". (Al Mu'min : 60)

Ini juga janji Allah ‘Azza wa Jalla, bila kita berdoa kepada Allah niscaya akan diperkenankan-Nya. Termasuk di dalamnya ketika kita berdoa memohon diberikan pendamping hidup yang agamanya baik, cantik, penurut, dst.

Dalam berdoa perhatikan adab dan sebab terkabulnya doa. Diantaranya adalah ikhlash, bersungguh-sungguh, merendahkan diri, menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, dll.

Perhatikan juga waktu-waktu yang mustajab dalam berdoa. Diantaranya adalah berdoa pada waktu sepertiga malam yang terakhir dimana Allah ‘Azza wa Jalla turun ke langit dunia, pada waktu antara adzan dan iqamah, pada waktu turun hujan, dll.

Perhatikan juga penghalang terkabulnya doa. Diantaranya adalah makan dan minum dari yang haram, juga makan, minum dan berpakaian dari usaha yang haram, melakukan apa yang diharamkan Allah, dll.

Manfaat lain dari berdoa berarti kita meyakini keberadaan Allah, mengakui bahwa Allah itu tempat meminta, mengakui bahwa Allah Maha Kaya, mengakui bahwa Allah Maha Mendengar, dst.

Sebagian orang ketika jodohnya tidak kunjung datang maka mereka pergi ke dukun-dukun berharap agar jodohnya lancar. Sebagian orang ada juga yang menggunakan guna-guna. Cara-cara seperti ini jelas dilarang oleh Islam. Perhatikan hadits-hadits berikut yang merupakan peringatan keras dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

"Barang siapa yang mendatangi peramal / dukun, lalu ia menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam". (Hadits shahih riwayat Muslim (7/37) dan Ahmad).

Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Maka janganlah kamu mendatangi dukun-dukun itu." (Shahih riwayat Muslim juz 7 hal. 35).

Telah bersabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Sesungguhnya jampi-jampi (mantera) dan jimat-jimat dan guna-guna (pelet) itu adalah (hukumnya) syirik." (Hadits shahih riwayat Abu Dawud (no. 3883), Ibnu Majah (no. 3530), Ahmad dan Hakim).


6. "Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat". (Al Baqarah : 153)

Mintalah tolong kepada Allah dengan sabar dan shalat. Tentunya agar datang pertolongan Allah, maka kita juga harus bersabar sesuai dengan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga harus shalat sesuai Sunnahnya dan terbebas dari bid'ah-bid'ah.


7. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan". (Alam Nasyrah : 5 - 6)

Ini juga janji Allah. Mungkin terasa bagi kita jodoh yang dinanti tidak kunjung datang. Segalanya terasa sulit. Tetapi kita harus tetap berbaik sangka kepada Allah dan yakinlah bahwa sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Allah sendiri yang menegaskan dua kali dalam Surat Alam Nasyrah.


8. "Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia

akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Muhammad : 7)

Agar Allah Tabaraka wa Ta'ala menolong kita, maka kita tolong agama Allah. Baik dengan berinfak di jalan-Nya, membantu penyebaran dakwah Islam dengan penyebaran buletin atau buku-buku Islam, membantu penyelenggaraan pengajian, dll. Dengan itu semoga Allah menolong kita.


9. "Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa". (Al Hajj : 40)


10. "Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat". (Al Baqarah : 214)

Itulah janji Allah. Dan Allah tidak akan menyalahi janjinya. Kalaupun Allah tidak / belum mengabulkan doa kita, tentu ada hikmah dan kasih sayang Allah yang lebih besar buat kita. Kita harus berbaik sangka kepada Allah. Inilah keyakinan yang harus ada pada setiap muslim.


Jadi, kenapa ragu dengan janji Allah?

Selasa, 02 Desember 2008

Akhlak tempatnya di dalam hati

Akhlak tempatnya di dalam hati.

Ia adalah "sentral komando" perilaku manusia. Akhlak adalah penentu baik-buruk perilaku seseorang. Fondasi akhlak yang membawa kebaikan amal perbuatan adalah dzikrullah, yakni selalu mengingat Allah SWT dalam segala kondisi. Dzikrullah adalah dasar akhlak mulia, bersama sifat pemaaf, suka mengajak kepada kebenaran, berpaling dari orang-orang bodoh, suka berlindung kepada Allah SWT dari godan syetan (QS. 7: 199-201)

Pertama, berbicara yang baik saja. "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah berbicara yang baik atau (jika tidak demikian) hendaklah diam" (HR. Bukhari dan Muslim). Sebuah pembicaraan dikatakan baik apabila isinya bermanfaat, mengandung kebajikan, membuat senang pendengarnya, atau tidak menyakiti hati orang lain. Pembicaraan yang baik juga bercirikan penggunaan kata-kata yang benar atau sesuai kaidah bahasa yang berlaku (qaulan sadida, QS. 4:9), kata-kata yang tepat sasaran, komunikatif, atau mudah dimengerti (qaulan baligha, QS. 4:63), serta mengunakan kata-kata yang santun, lemah-lembut, atau tidak kasar (qaulan karima, QS. 17:23). Pembicaraan yang baik juga harus penuh kejujuran atau kebenaran (shidqi).

Kedua, malu (haya'). Malu adalah perasaan untuk tidak ingin direndahkan atau dipandang buruk oleh pihak lain. Jadi, malu adalah persoalan harga diri atau gengsi. Malu yang paling utama adalah malu kepada Allah SWT sehingga tidak berbuat sesuatu yang melanggar aturan-Nya. Malu kepada manusia harus dalam konteks malu kepada-Nya. "Sesungguhnya sebagian yang didapatkan manusia dari perkataan nabi-nabi terdahulu ialah 'Jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sesukamu!'" (HR Bukhari).

Ketiga, rendah hati (tawadhu'), yaitu perasaan lemah dan kecil di hadapan Allah. Sifat ini akan membuat seseorang tidak berlaku sombong, tidak memandang dirinya mulia apalagi merasa paling benar. Fadhil bin Iyadh mengatakan, tawadhu' ialah tunduk kepada kebenaran dan mengikutinya, walaupun kebenaran itu datang dari seorang anak kecil.

Keempat, senyum atau bermanis muka. Senyum adalah suatu kebajikan dan sama dengan ibadah sedekah. Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya agar murah senyum, atau bermuka manis. Menyenangkan, senyum dapat kita rasakan tatkala melihat keramahan orang lain pada kita. Sebaliknya, sukakah kita melihat orang cemberut dan bermuka masam terhadap kita? Rasulullah bersabda, "Kamu tidak bisa meratai (memberi semua) manusia dengan harta-hartamu, tetapi hendaklah bermanis muka dan perangai yang baik dari kamu meratai mereka" (HR Abu Ya'la).

Kelima, sabar. Bersabar dalam pergaulan adalah sifat mukmin sejati. Dalam bergaul kita menemui banyak orang dengan ragam watak dan perilakunya: ada yang menyenangkan, ada pula yang menyebalkan. Terhadap yang tidak menyenangkan, kita diharuskan bersabar menghadapi sikap mereka. "Mukmin yang bergaul dengan manusia dan sabar atas gangguan mereka lebih baik daripada yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar atas gangguan mereka" (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi). Imam Al-Ghazali mengatakan, "Sabar adalah suatu kondisi mental dalam mengendalikan nafsu yang tumbuhnya adalah atas dorongan ajaran agama". Menurut Nabi SAW ada beberapa tingkatan sabar, yaitu (1) sabar dalam menghadapi musibah, (2) sabar dalam mematuhi perintah Allah SWT, dan (3) sabar dalam menahan diri untuk tidak melakukan maksiat. Sabar yang pertama merupakan kesabaran terendah, yang kedua merupakan tingkat pertengahan, dan yang ketiga merupakan kesabaran tertinggi (HR Ibnu Abi Ad-Dunia).

Keenam, kuat atau tahan banting. Kuat artinya memiliki ketahanan mental dan fisik yang tinggi. Tidak mudah putus asa, tidak suka mengeluh, dan sehat jasmani-rohani. Kuat juga bisa dimaknai unggul dan berkualitas. Janganlah berputus-asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat Allah kecuali kaum kafir (QS. 12:87).

Ketujuh, pemaaf, tidak pendendam. Memaafkan kesalahan manusia dan menahan amarah adalah ciri orang bertakwa (QS. 3: 134). "Allah tidak akan menambah seseorang yang suka memberi maaf melainkan dengan kemuliaan" (HR Muslim).

Kedelapan, menahan amarah. Marah dapat membawa malapetaka. Orang sedang marah dikuasai hawa nafsu dan setan. Pikirannya menjadi tidak jernih, tidak bersih. Akalnya menjadi tidak berfungsi normal. "Bukanlah orang yang gagah perkasa namanya ia yang kuat bergulat, tetapi yang disebut gagah perkasa itu ialah orang yang dapat mengendalikan nafsunya (dirinya) ketika sedang marah" (HR Bukhari Muslim).

Kesembilan, zuhud. Ketika seorang sahabat meminta nasihat tentang amal yang disukai Allah dan manusia, Nabi SAW menegaskan: "Berzuhudlah dari dunia, niscaya Allah menyukaimu dan zuhudlah dari apa yang di tangan manusia, niscaya manusia menyukaimu" (HR Ibnu Majah). Zuhud adalah sikap tidak terlalu mencintai dunia, bahkan membencinya dalam batas-batas yang wajar. Menurut Rasulullah SAW, "Zuhud di dunia tidak mengharamkan yang halal dan tidak membuang harta..." (HR Tirmidzi).

Kesepuluh, Qonaah, yaitu merasa cukup dengan rezeki yang diberikan oleh Allah SWT. Sikap demikian membuatnya tenang dan senantiasa mensyukuri pemberian-Nya, sedikit ataupun banyak. "Bukanlah orang kaya itu yang banyak hartanya, melainkan yang kaya jiwanya (hatinya)" (HR Bukhari dan Muslim).

Kesebelas, wara, yakni menjauhi hal syubhat karena takut jatuh kepada keharaman. Syubhat artinya tidak dapat dipastikan halal-haramnya (berada antara halal dan haram). Nabi SAW mengatakan, siapa yang menjauhi syubhat berarti ia membersihkan diri dan agamanya. Siapa yang mendekati syubhat, maka dikhawatirkan termasuk pada hal haram (HR Muttafaq 'Alaih).
Keduabelas, suka menolong, yaitu membantu orang yang sedang dalam kesulitan, selama berada pada garis kebaikan dan takwa. Termasuk menolong orang lain adalah menutupi aibnya sehingga tidak membuatnya malu. "Siapa yang menutupi aib orang mukmin, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan tetap menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya" (HR Muslim).

Demikianlah karakteristik pribadi mulia yang harus kita tanamkan dalam diri kita dan didakwahkan kepada orang lain. Semoga Allah memberikan bimbingan dan pertolongan kepada kita dan para mujahid dakwah.
Wallahu a'lam.